Mengeluh

Alhamdulillah akhirnya pada tahun 2017 aku sudah bisa merasakan bangku kuliah dan menjadi mahasiswa.  Setelah semua yang aku lalui, akhirnya aku punya kesempatan baru. 

Aku seorang calon mahasiswa atau mantan siswa tidak tahu menahu  rasanya menjadi mahasiswa dan hidup sendiri di kota yang asing bagiku. Tapi setiap dari kita punya sebuah ekspektasi bukan sebelum memulai sesuatu. Begitupun dengan aku yang memiliki satu ekspektasi dan harapan menjadi mahasiswa dan calon orang dewasa.

Maafkan aku tidak bisa cerita secara detail mengenai harapanku. 

Setelah aku menjalani masa perkuliahan dan hidup jauh dari keluarga pada beberapa bulan pertama aku tidak melihat kemungkinan besar harapanku akan terpenuhi. Atau memang aku termasuk orang yang perfeksionis dimana mempunya standar tersendiri dan menurutku apa yang terjadi di realita tidak sesuai dengan standarku. 

Ada beberapa hal yang membuatku kecewa dan di saat bersamaan aku merasa sendirian. Ya karena jauh dari keluarga. 

Aku ingat sekali pada masa-masa itu, aku banyak sekali mengeluh. Astaghfirullahal 'adziim. Pada saat itu aku merasa kurang bersyukur sekali atas apa yang telah Allah berikan. Takdirku yang kupilihpun jadi aku pertanyakan "Benarkah ini pilihan terbaik?""Kok aku tidak merasa demikian ya?""Apakah aku yang salah dalam proses memilih takdirku ini?" dan pertanyaan lainnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengesankan jikalau aku tidak ikhlas dengan apa yang terjadi. Akupun juga terkadang merasa bersalah karena membuat pilihan tersebut. 

Ada hal yang paling membuatku merasa bersalah atas pilihanku tinggal jauh dari keluarga. Jadi, aku sebenarnya adalah tipe orang yang sering homesick. Begitupun ketika aku di pesantren selama enam tahun. Namun memang aku tidak begitu menampakannya. Dan aku merasa membuat pilihan tinggal jauh lagi dari keluarga adalah pilihan yang tidak tepat karena aku seperti mengulang kejadian yang pernah aku alami. 

Mungkin aku belum menjelaskan salah satu alasanku memilih tinggal jauh dari keluarga. Alasanku adalah karena ingin keluar dari zona nyaman dan berkembang dari segi kedewasaan. 

Tapi aku merasa menyesal memilih ini. Intinya aku mengeluh dan kurang bersyukur selama setahun aku tinggal jauh dari keluarga. Dan alasan-alasan lain yang membuatku menyesal atas pilihanku. 

Tapi mashaAllah, dari sanalah aku mulai belajar menerima dan ikhlas terhadap takdir. 


Comments

Popular Posts