Ujian Lain yang Menyertai Kegagalan Kedua
Bagiku kegagalan kedua memiliki cerita tersendiri. Aku "merayakan" kegagalan kedua ini di rumah sakit karena pada saat itu salah satu anggota keluargaku qadarullah ada yang sakit. Beliau adalah Ummiku sendiri.
Dapat kukatakan penyakit yang diderita oleh Ummiku cukup keras. Dan pada saat pengumuman tes PTN tersebut adalah momen ketika Ummiku baru saja melewati masa yang membuat seluruh keluarga khawatir.
Sejujurnya, pada saat itu perasaanku pastinya sedang kurang baik. Melihat Ummiku yang kurang sehat dan mempersiapkan diri menghadapi hasil kelulusan tes. Tapi dalam hati juga berkata "Mau bagaimana lagi?". Selain itu, aku sebagai anak pertama merasa sangat bertanggung jawab terhadap tes tersebut. Memang orang tua aku berkata tidak apa-apa apapun hasilnya nanti. Namun, pasti para anak pertama tetap merasa demikian ditambah aku saat itu aku merasa ambisius untuk bisa lulus.
Jadi bagaimana hasilnya? Kalau hasilnya lulus pasti judul tulisan ini bukan kegagalan bukan?
Ya, aku tidak lulus untuk kedua kalinya. Sebenarnya aku juga mengikuti beberapa tes mandiri, namun qadarullah hasilnya sama 'Tidak Lulus'. Pada saat itu, pastinya aku sedih. Bahkan sampai mengulur-ngulur waktu untuk membukanya.
Dan yang pasti aku juga merasa tidak enak hati kepada orang tua. Merasa bersalah pastinya dan belum bisa mewujudkan ekspektasi mereka. Kondisiku down saat itu. Di RS yang mana kebanyakan orang sakit dan melihat orang yang sakit membuatku jadi sakit juga. Dan pastinya kabar itu membuatku sangat sedih.
Comments
Post a Comment