RESOLUSI TAHUN 2022

Malam ini tanggal 30 Desember 2021. Dua hari sebelum tahun masehi benar-benar berganti, ada hal yang selalu identik dengan pergantian tahun, apa itu?
Bukan Petasan pastinya karena tidak penting untuk dibahas. Yap, yang selalu booming di akhir tahun yaitu RESOLUSI.
Setiap ingin pergantian tahun, resolusi selalu jadi buah bibir secara khusus bagi kalangan muda. Menurut KBBI Resolusi/re·so·lu·si/ /rĂ©solusi/  putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Atau jika dikaitkan dengan akhir tahun maknanya kurang lebih adalah hal-hal yang ingin dicapai di tahun berikutnya. 
Malam ini qadarullah karena hidayah-Nya dan segala kemudahan yang diberikan oleh-Nya, aku berkesempatan mengikuti sebuah kelas yang diselenggarakan oleh MUDIF consulting dan materinya disampaikan oleh kang Adnan Fatron seorang Life Planning Consultant. Sebenarnya memang sudah tidak diragukan lagi kelas-kelas yang diselenggarakan oleh MUDIF itu bukan kaleng-kaleng alias pasti materinya bermanfaat dari awal dimulai sampai zoom ditutup. 
Malam ini Judul Kelasnya adalah "Kenapa Sih Resolusi Tahunanku Sering Gagal?". Bagi pembaca sekalian, ada yang merasa begitu juga nggak? 
Kalau aku sangat Relate dengan judul tersebut, terutama ketika disadari aku memiliki kelemahan menentukan prioritas karena terlalu banyak yang ingin dikerjakan. Alhasil beberapa resolusi yang menurutku penting tidak tercapai. Oleh karena itu, alhamdulillah bisa ikut kelas ini. 
Aku mau berbagi sedikit saja dari apa yang sudah disampaikan oleh Kang Adnan. Ya, sedikit saja karena kalau banyak aku tidak sanggup dan khawatir ada yang salah penyampaiannya.
Pertama, aku ingin membagikan tentang Prinsip Membuat Resolusi. Terdiri dari tiga yaitu;
  1. Orientasi Resolusi Harus Berakhiran Akhirat. Sebagai seorang muslim, apapun yang kita lakukan harus diniatkan lillah atau semata-mata hanya untuk Allah. 
  2. Semua yang Menghasilkan pasti melewati proses rencana, eksekusi dan pengelolaan. Capaian kita tidak bisa terwujud dengan tiba-tiba atau secara instan. semua pasti akan melewati proses perencanaan seperti sebuah pepatah oleh Alan Lakein yang berbunyi "Succsess doesn't just happened. It's planned for. Failing to plan is plan to fail". Setelah melakukan perencanaan, pastinya harus dieksekusi karena perencanaan tanpa aksi itu hanya sebuah bualan atau khayalan. Dan ketika dieksekusi juga harus dikelola agar tetap fokus. 
  3. Fokus hanya pada apa yang penting, tidak semua perlu dicapai. Terkadang kita suka nggak fokus ketika melihat pencapaian orang lain. Akhirnya, semuanya mau kita lakukan. Padahal, yang dicapai orang lain belum tentu penting dan memiliki dampak yang besar bagi kita. Teringat tulisan di buku mbak Dewi Nur Aisyah yang menjelaskan bahwa jika seseorang fokus bada satu bidang atau spesialisasi di bidang tersebut, maka pintu-pintu peluang untuk berbagi kebermanfaatannya akan lebih luas. MashaAllah
Selanjutnya yang mau aku bagikan adalah terkait Productivity Checklist yang mana terdiri dari lima elemen yang saling mendukung untuk mewujudkan impian yang baik. 
  1. Karir
  2. Kesehatan
  3. Sosial 
  4. Cinta 
  5. Spiritual 
Kalau kata kang Adnan lima elemen itu penting untuk dihadirkan agar resolusi kita bisa tercapai dengan baik dan juga menjadikan diri kita tenang. Kalau salah satu saja tidak dihadirkan maka akan kurang lengkap dan membuat tidak tenang. Contoh, jika checklist 1-4 sudah dihadirkan, namun yang ke-lima tidak maka bisa dibayangkan hati kita akan merasa hampa. 

Silahkan kepoin IG: @mudif.co karena sanyang jika melewatkan kelas-kelasnya yang luar biasa seperti kelas malam ini.

Semoga Bermanfaat. 

Comments

Popular Posts