PRASANGKA DAN PERTOLONGAN


Bismillahirrahmanirrahiim...


Ini merupakan salah satu cerita pengalaman umrah di tahun 2019 lalu. Jadi ceritanya seperti ini... Hari itu kami sampai di kota suci mekkah tepatnya di hotel pada pukul 04.00 waktu setempat. Saya dan para jama'ah lainnya bergegas menyiapkan diri menuju masjidil haram untuk dapat melaksanakan sholat subuh berjama'ah. Letak hotel kami saat itu cukup jauh dari masjidil haram, kami harus menggunakan shuttle bus. Keadaan pukul 04.00 pagi hari itu masih gelap sehingga tidak cukup jelas untuk melihat keadaan sekeliling. Dari tempat turun bus, kami harus jalan lagi beberapa meter untuk sampai pelataran masjidil haram. Saya dan para jama'ah diminta untuk mengingat jalan antara tempat turun bus hingga pelataran masjidil haram dan tepatnya dimana tangga seharusnya kami turun untuk kembali ke hotel. Pagi itu sambil saya menaiki tangga, saya mengingat plang di samping tangga yang kurang lebih bertuliskan "Tempat untuk naik shuttle bus" dalam bahasa arab.


Singkat cerita...siang itu saya dan para jama'ah telah menyelesaikan umrah dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Namun, saya dan sepupu saya merupakan jama'ah yang terakhir menyelesaikan sa'i karena harus menemani salah satu jama'ah yang sudah sepuh. Dari jauh terlihat jama'ah lainnya sedang menunggu di bukit marwa dan telah melaksanakan tahalul.


Dengan segera kami (saya dan sepupu saya) menuju bukit marwa untuk menyelesaikan rukun terakhir yaitu tahalul. Kalau bisa dibilang, kami waktu itu cukup lelah setelah sa’i dan ingin beristirahat sebentar di bukit marwa, namun para jama’ah lainnya memutuskan untuk langsung kembali ke hotel karena kebetulan mereka juga sudah istirahat sebelumnya. Karena takut tertinggal, kami juga memutuskan untuk ikut pergi padahal masih capek dan baru duduk sebentar. Jadilah kami paling tertinggal di belakang. Sebenernya waktu itu bukan kami saja yg tertinggal tapi ada jama’ah lain yang juga dibelakang bersama kami. 


Kalau bisa dibilang, saat itu kita jalan nggak nengok kanan kiri depan belakang atau yaa lurus aja...nggak sadar juga ternyata kita udah nggak bisa melihat rombongan jama’ah di depan dan jama’ah yg di belakang juga udah nggak terlihat. Alhasil dengan ke “sok” tauan kami, yaitu saya yang mengandalkan ingatan dan kePDan, yaudah akhirnya memutuskan untuk terus aja jalan…


Awalnya masih aman-aman aja, kita bisa naik tangga menuju pintu gerbang keluar masjid, tapi...bingung gerbang yang mana tempat tadi kita masuk. Sebenernya udah mulai deg2an...tapi dalem hati “Bismillah...Pasti bisa keluar kok, pasti nggak kesasar kok, kan ada Allah, apalagi di rumah Allah, inshaAllah nggak kenapa2”. Sepupu saya udah keliatan nggak enak tuh mukanya 😄, tapi klo saya ikut panik malah makin parah kan…


Singkat cerita akhirnya kita keluar dari masjid walaupun bukan dari gerbang yg kita masuk awal. Apakah masalahnya sudah selesai? belum…😅, pas keluar, harusnya kan kita keluar depan tower zamzam, nah ini depan kita toilet pria. Kita nyari2 tangga turun untuk ke shuttle bus juga nggak ketemu, saya bilang “kok ga ada ya plang yg tadi pagi dibaca…” seketika baru inget kalau tulisan yg dihafal itu dr arah yg berlawanan atau arah naik, sedangkan tulisan di sisi baliknya tidak dihafal bahkan dilihat. 


Waktu itu udah lumayan panik tapi masih panik di dalem aja nggak ditunjukin, masih nyari2 tangga turun. 


Mungkin ada yg nanya, “kenapa nggak wa/tlp aja muthawwifnya?”, yap jawabannya adalah HP kita nggak bisa berfungsi dua-duanya, yang satu mati karena kehabisan baterai dan lainnya ada masalah roaming (Klo dengan mudah seperti itu, mungkin ceritanya jadi beda). Disaat seperti itu, walaupun saya udah agak panik dan sepupu saya udah panik beneran (karena kita berduaan aja dan perempuan di negara orang). Dan karena paniknya nih, kita udah mulai saling argumen nih (tapi klo bisa dibilang bukan argumen/berdebat yg besar ya). Tapi masih tetep berusaha husnudzon “pasti ada solusinya, pasti ada jalan”...


Sambil dzikir saya melihat sekeliling, dan qadarullah pertolongan Allah datang, yaitu dipertemukan dengan jama’ah umrah dari indonesia juga yang pas sekali sedang berdiri di samping kita. Demi keselamatan dan melihat peluang kesempatan...akhirnya memberanikan diri untuk meminjam ponsel orang tsb dan alhamdulillah bisa menghubungi muthawwif kami ...dan akhirnya bisa kembali ke hotel dengan selamat 😊


Pelajaran yang bisa diambil dari cerita singkat tersebut adalah, bahwasannya dalam kesempitan dan kesulitan apapun kita harus selalu sertakan prasangka yang baik kepada Allah subhanahu wata’ala dan yakin bahwa Allah akan selalu memberi pertolongan.


Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda.

”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).

#Semoga Bermanfaat :)


Comments

Post a Comment

Popular Posts